EKRAF

Kreatif di Bidang Ekonomi Kreatif, Pelaku Usaha Perlu Aplikasikan ATM?

Dilihat 225 kali sejak 6 July 2022
Lulo Pedia Indonesia 5.62K subscibers

LULOPEDIA.TV:BOMBANA – Dalam mengembangkan usaha, utamanya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pelaku ekonomi kreatif perlu mengaplikasikan ATM.

Lewat workshop pengembangan desain produk ekonomi kreatif di Kabupaten Bombana, para peserta dari kalangan pelaku usaha diperkenalkan tentang ATM atau singkatan dari amati, tiru, dan modifikasi oleh chef&content creator La Ode Saiful Rachman.

“Ini paling penting, ini cara kreatif paling simpel sebenarnya,” ucap chef La Ode, Senin (4 Juli 2022).

Dia menyampaikan, cara mengaplikasikan tiga tindakan itu dengan mensurvei pasar produk yang paling laris atau produk laris yang sama dengan usaha kita. Hal ini bisa melalui penelusuran di lapangan maupun sosial media. Lalu amati dari segi penyajiannya, bumbunya, maupun cara membuatnya. Kemudian tiru.

 

“Setelah tiru, kita modifikasi dengan tampilan yang lebih menarik atau rasa baru, mungkin juga porsinya lebih banyak,” tambahnya.

Teknik ATM bisa dilakukan pelaku ekonomi kreatif dalam mengembangkan usahanya. Langkah ini selain menambah kreativitas juga pelaku usaha bisa belajar berinovasi.

Chef La Ode menambahkan, sebenarnya terdapat teknik lain bisa ditambahkan ketika menggeluti dunia ekonomi kreatif, yakni memperbanyak relasi dengan tujuan untuk menambah wawasan dengan pelaku usaha seprofesi dengan kita. Misalnya, bergabung dengan komunitas kuliner, komunitas memasak, dan sebagainya.

Berikutnya survei pasar. Tujuannya mengetahui kebutuhan pasar sebelum mengembangkan produk.

“Apa produk yang saya bikin ini sesuai dengan kebutuhan pasar yang ada di wilayah saya atau di Indonesia atau mungkin pasar di luar negeri,” ucap chef La Ode.

Survei pasar juga berguna untuk mengetahui perkembangan produk yang persis dengan produk yang kita geluti.

Pelaku ekonomi kreatif juga harus melihat pesaing. Artinya, pelaku usaha bisa lebih termotifasi untuk menghadirkan produk lebih baik dari pesaingnya

Langkah lainnya dengan melihat potensi sosial media. “Manfaatkan sosial media dengan baik, gedget hampir semua usia menggunakannya sehingga pasar kita akan semakin luas,” jelasnya.

Chef La Ode menilai banyak hal bisa dilakukan di sosial media dalam mengembangkan usaha. Wadah satu ini bisa digunakan untuk survai, promosi, hingga berjualan. Khusus promosi, pelaku usaha tidak sekadar menggunggah produknya, tetapi terus melihat perkembangan respon publik terhadap produk yang dijual.

“Ketika di lingkungan kita tidak ada yang tertarik dengan produk kita, itu biasanya yang membeli dari luar daerah. Jadi manfaatkan sosial media,” ucapnya.

Sementara itu, menyangkut pengembangan desain produk penggiat UMKM Bombana Agustamin Saleko juga memiliki pemikiran serupa. Khususnya dari segi kemasan.

Agustamin menilai, menghasilkan produk perlu dibarengi dengan kualitas dari aspek isi hingga pengemasannya.

“Dari desain produk, akan menarik perhatian konsumen, tapi tisak berhenti di situ kualitas produk juga harus jadi perhatian apalagi untuk dijadikan oleh-oleh,” ujar pemateri workshop pengembangan desain ekonomi kreatif ini, Rabu (6 Juli 2022).

Untuk diketahui, workshop pengembangan desain ekonomi kreatif di Kabupaten Bombana menghadirkan sekitar 50 orang peserta dari kalangan pelaku usaha di wilayah setempat.

Selama kegiatan berlangsung pada 4-6 Juli 2022, peserta juga membawa sampel produknya untuk dipamerkan sekaligus di-review oleh pemateri. Produk terbanyak adalah olahan makanan dari hasil bumi di wilayah setempat.

Sedangkan pemateri didatangkan sebanyak tiga orang, yakni chef&content creator La Ode Saiful Rachman yang juga finalis Master Chef Indonesia season 8, desainer produk industri Achmad Fadillah, serta penggiat UMKM Bombana Agustamin Saleko yang juga Ketua Ekonomi Kreatif Bombana.

 

Laporan: Ido

Bara Juga :