
Bangkitkan Gairah UMKM Bombana Pasca-pandemi, Dispar Sultra Kenalkan Cara Mengembangkan Desain Produk
LULOPEDIA.TV:BOMBANA – Dampak pandemi Covid-19 sangat dirasakan dari aspek ekonomi oleh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Sebut saja pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang paling merasakan efeknya akibat pembatasan aktivitas luar ruangan.
Dua tahun lamanya Covid-19 merajalela di Indonesia. Pelaku UMKM ikut menderita. Bukan karena terpapar virus secara langsung, melainkan dampak dari pembatasan aktivitas akibat dari penyebaran covid.
Di rentan lama itu dinilai perlu pelaku ekonomi kreatif kembali bangkit. Wawasan hingga keterampilan mereka harus didorong lebih maksimal demi mendapatkan tempat di pasaran. Hal inilah salah satu tujuan dari Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara bidang ekonomi kreatif untuk memaksimalkan peran UMKM di daerah, khususnya Kabupaten Bombana.
Lewat workshop pengembangan desain produk ekonomi kreatif, Dinas Pariwisata Sultra menghadirkan tiga pemateri kompeten untuk membangkitkan wawasan pelaku UMKM di Kabupaten Bombana dalam memaksimalkan produk mereka setelah diterpa pandemi Covid-19.
Tidak sebatas materi diterima sekitar 50 orang peserta dari kalangan penggiat UMKM, mereka iktu berkesempatan mengkonsultasikan produknya kepada pemateri secara langsung.
Kepala Bidang Ekraf Dinas Pariwisata Sultra, Syamsinar mengatakan, suatu produk harus memiliki kekhasan daerahnya masing-masing. Tidak sekadar terlihat cantik dan menarik, setiap produk perlu ada sentuhan sehingga memiliki peluang ekonomi tinggi di pasaran.
“Kita harapkan melalui desain produk selama tiga hari di Bombana, teman-teman pelaku usaha dapat berpikir untuk bersama-sama meningkatkan produk kita dan menunjang pasar serta ekonomi di wilayah Bombana,” ucapnya, Senin (4 Juli 2022).
Sementara itu, Kabid Ekraf Dinas Pariwisata Kabupaten Bombana, Ramang mengaku workshop pengembangan desain produk yang menyasar pelaku UMKM di wilayah setempat
“Kegiatan ini sangat mendukung secara komprehensif, UMKM Bombana sangat terbantu dalam membuka pola pikir yang sejauh ini masih kurang berinovasi, sehingga ke depan produk mereka bisa lebih kreatif dan inovatif,” ujar Ramang, Rabu (6 Juli 2022).
Dia menyampaikan terima kasihnya atas terselenggara workshop tersebut. Dispar juga tidak menampik bahwa sejauh ini aspek promosi masih sangat kurang dilakukan sehingga perlu penanganan khusus. Misalnya saja, perlu ada promosi menyangkut motif ukiran budaya yang dituangkan dalam suatu produk. Jadi tidak berhenti pada desain produk kuliner maupun produk lainnya. Untuk itulah, kegiatan tersebut membawa dampak yang sangat baik bagi pelaku ekonomi kreatif di Bombana dalam hal mengembangkan produk mereka.
“Motif budaya kita ini sangat banyak, sehingga perlu ada sentuhan seperti di kegiatan ini,” tambahnya.
Di satu sisi, masih banyak produk ekonomi kreatif di wilayah tersebut belum memiliki hak paten. Menyangkut hal ini, Dispar Bombana akan mendukung pelaku UMKM dalam menyelesaikan hal itu sehingga semakin memaksimalkan kualitas produknya serta menjaga kenyamanan konsumen.
Menurut salah satu peserta Agus Salim, workshop pengembangan desain produk ekonomi kreatif sangat bermanfaat. Berkat kegiatan itu, pengusaha keripik pisang Rahma ini semakin paham kekurangan dari produknya, khususnya desain dan pengemasan produk.
“Saya berterima kasih, lewat kegiatan ini saya semakin paham desain produk itu seperti apa, apalagi untuk pengembangan keripik pisang yang saya buat, tampilannya harus bagaimana ke depannya,” jelas Agus ketika mengenalkan produknya di depan para peserta, Selasa (5 Juli 2022).
Untuk diketahui, workshop pengembangan desain produk ekonomi kreatif berlangsung sejak 4-6 Juli 2022. Selama itu, para peserta mendapatkan materi dan konsultasi dari tiga pemateri berkompeten, yakni chef&content creator La Ode Saiful Rachman, desainer produk industri Achmad Fadillah, dan penggiat UMKM Bombana Agustamin Saleko.
Tidak hanya itu, para peserta melakukan kunjungan di tiga lokasi UMKM di Bombana bersama perwakilan DIspar Provinsi Sultra dan Dispar Bombana. Di sini, peserta melihat secara langsung produk usaha dan proses produksi kolang kaling, madu, terasi, dan oleh-oleh Bombana.
Laporan: Ido